Senin, 06 April 2015

Sebutkan dan jelaskan dua pendekatan dalam memperoleh kebenaran!

1. Pendekatan Ilmiah
Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah dibangun atas teori-teori tertentu yang dikembangkan melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian sistematis terkontrol dan berdasarkan data empiris. Teori-teori yang digunakan untuk melakukan pendekatan ilmiah tersebut dapat diuji kebenaran dan kemantapannya secara kontinyu artinya jika dilakukan penelitian ulang oleh orang lain dengan,dengan menggunakan langkah-langkah yang sama dan pada kondisi yang sama pula maka akan diperoleh hasil yang sama atau hamper sama dengan hasil yang telah diperoleh terdahulu (consistent). Kesimpulan yuang diperoleh bagi setiap orang yang menggunakan pendekatan ilmiah tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang serupa, karenakarena pendekatan yang dilakukan tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi atau perasaan, sehingga kesimpulan yang dihasilkan bersifat obyektif dan bukan subyektif. Oleh karena itu pendekatan ilmiah merupakan suati proses penyelidikan sistematik yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung (interpendent). (Arief Furchan, 1982 : 27)
Kebenaran ilmiah yang diperoleh tersebut dapat diterima karena adanya tiga hal, yaitu koheren, koresponden, dan pragmatis. (Moh. Nasir, 1988:16) suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut konsisten atau koheren dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya suatu pernyataan bahwa manusia dan hewan akan mati, pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan bahwa semua makhluk hidup akan mati.
Kemudian sifat lain yang mendasari sebuah kebenaran ialah sifat koresponden yaitu suatu pernyataan jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau korespondensi dengan obyek yang dituju dari pernyataan tersebut. pernyataan bahwa Kabupaten Tulungagung adalah daerah batu marmer, pernyataan tersebut adalah benar karena pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau fakta bahwa di Tulungagung memang terdapat tambang batu marmer. Dan orang tidak akan percaya apabila Tulugagung dikatakan sebagai daerah tambang emas.
Kebenaran yang lain juga akan dipercaya karena adanya sifat pragmatis yakni pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan atau kesimpulan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Secara pragmatis bahwa belajar dapat menghilangkan kebodohan, karena memang belajar dapat berfungsi didalam memberikan pengetahuan kepada manusia.


2. Pendekatan non ilmiah
Didalam memperoleh sebuah kebenaran tidak selamanya dilakukan atau diperoleh secara ilmiah, kadangkala kebenaran dapat diperoleh melalui proses non ilmiah seperti ; akal sehat, prasangka, intuisi, kebetulan dan coba-coba, pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis. (Sumadi Suryabrata, 1993 : 3)
a. Akal sehat
Akal sehat merupakan serangkaian konsep (kata yang menyatakan abstraksi dan digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus) atau bagan konsep yang memuaskan untuk digunakan secara praktis bagi kemanusiaan. Bagan konsep adalah serangkaian konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis. Walaupun akal sehat yang terdiri dari konsep dan bagan konsep tersebut dapat memperoleh kebenaran namun dapat pula menyesatkan.
b. Prasangka
Pendekatan ilmiah yang dilakukan dengan akal sehat sebagian besar diwarnai oleh orang yang melakukannya, sehingga akan mengakibatkan akal sehat mudah menjadi prasangka. Seseorang didalam menggunakan akal sehat akan cenderung membatasi pengamatannya, karena akal sehat yang digunakan akan diwarnai oleh pengamatannya itu, sehingga akan cenderung menyalahkan orang lain atau mendukung suatu pendapat, karena orang sering tidak memperhatikan atau mengendalikan suatu keadaan dimana keadaan tersebut dapat terjadi pada keadaan lain. Akibatnya seseorang lebih cecderung mengatakan bahwa hubungan yang terjadi antara dua hal adalah sebagai hubungan sebab akibat, padahal gejala yang diamati adalah sebuah akibat dari hubungan berbagai hal, dengan kata lain akal sehat seseorang akan cenderung kepada prasangka.
c. Pendekatan intuitif
Kebenaran dapat juga diperoleh berdasarkan intuisi, pendekatan ini dilakukan dengan menentukan pendapat mengenai suatu berdasarkan pengetahuan yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau tidak dipikirkan terlebih dahulu (tanpa melalui suatu renungan). Kebenaran yang diperoleh secara intuisi ini sukar untuk dipercayakarena kebenaran ini tidak menggunakan langkah sistematis dan terkendali didalam memperolehnya.
d. Penemuan kebetulan dan coba-coba
Dalam kenyataannya kebenaran yang diperoleh seseorang secara kebetulan itu banyak sekali terjadi, walaupun penemuan kebenaran tersebut bukanlah kebenaran yang ditemukan secara ilmiah, akan tetapi banyak diantara penemuan tersebut yang sanagt berguna bagi kehidupan manusia. Penemuan secara kebetulan ini diperoleh tanpa direncanakan, tidak pasti serta tidak melalui langkah-langkah secara sistematis. Dan perlu diketahui bahwa tidak semua penemuan secara kebetulan tersebut merupakan kebenaran asasi, ada kalanya penemuan tersebut dapat membuat seseorang menjadi tertipu dan terpedaya olehnya.
Penemuan secara coba-coba (trial and error) ialah suatu penemuan yang dilakukan secara berulang-ulang tanpa dituntun suatu petunjuk yang jelas sampai seseorang tersebut menemukan suatu kebenaran. Penemuan secara coba-coba ini pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol karena selalu memakan waktu yang lama, memerlukan biaya yang tinggi dan selalu dalam keadaan meraba-raba. . Penemuan secara kebetulan ini selalu dalam keadaan yang tidak pasti dan datangnya penemuan tersebut tidak dapat diperhitungkan secara berencana. Mendasarkan diri pada sifat kebetulan ialah bersifat tanggung-tanggung, bersifat menanti, pasif sehingga akan mengurangi kadarefisiensi. (Winarno Surakhmad, 1990 : 20) oleh karena itu penemuan melalui coba-coba ini tidak dikategorikan sebagai penemuan yang ilmiah.
e. Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis
Kebenaran yang diperoleh melalui pendapat otoritas ilmiah ini ialah dilakukan oleh orang-orang yang telah menempuh pendidikan formal tinggi atau yang mempunyai pengalaman kerj ilmiah dalam suatu bidang tertentu, sehingga pendapat-pendapat mereka sering diterima tanpa diuji kebenarannya terlebih dahulu atau dikatakan bahwa kebenaran tersebut daapt diterima karena kewibawaan seseorang yang mengemukakan pendapatnya. Kadang-kadang banyak pendapat yang pada dasarnya tidak benar, akan tetapi karena disampaikan oleh orang yang mempunyai wewenang, maka orang awam menganggap pendapat itu sebagai kebenaran. (Sumanto, 1990 : 2) tidak selamanya pendapat para ahli tersebut mutlak benar, Karen pendapat tersebut tidak berdasarkan pada penelitian dan hanya berdasarkan pada pemikiran yang logis atau logika saja.
Berdasarkan dari kedua pendekatan tersebut yakni pendekatan ilmiah dan pendekatan non ilmiah, kesemuanya adalah merupakan proses dalam rangka untuk memperoleh suatu kebenaran. Upaya untuk memperoleh suatu kebenaran tersebut dilakukan karena didasarkan atas adanya dorongan dari manusia untuk mencari kebenaran secara esensial dan benar.

Refensi: Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Sautu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Furchan, Ary, Donald, et al., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Penerjemah Arief Usaha Nasional, Surabaya, 1982
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2004
Moleong, Lexy. J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002
Nazir, Moh., Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985


Tidak ada komentar:

Posting Komentar